Rancu
Sebelum beranjak tidur dan lelap hari ini, ada uneg-uneg yang ingin saya tuliskan karena sudah lama saya tahan. Tentang apa? Kerancuan berpikir "aktivis-aktivis sok iye" yang merasa dihakimi lalu menghakimi kemudian tidak mau dihakimi dalam setiap tulisan-tulisan yang mereka unggah di media sosial. Dulu, saya pernah berada di posisi tersebut. Tapi untungnya saya tidak serta-merta melantangkan suara saya, karena masih ada hal-hal mengganjal di dalam hati. Dulu, saya sepakat bahwa "My body is mine", what will happen to me is my own responsibility, so let me do what I wanna do, padahal, giliran sesuatu yang buruk terjadi, pada akhirnya blaming pada (si)apapun di luar diri. Dulu, saya terpukau dengan konsep kebebasan berbicara, kebebasan berpikir, padahal konsep yang saya terima itu adalah impor pemikiran barat. Alhamdulillah, Allah masih menunjukkan jalan menuju kebaikan-perbaikan diri lewat berbagai orang-orang baik yang saya temui. So, well, jadi seperti apa permasa