Bicara padamu, Hati

Ada satu masa, di mana kenangan itu bisa sangat mengganggumu. Seperti hari ini.

Aku kembali menjadi sesosok perempuan melankolis. Keadaan yang sungguh tidak menggambarkan diriku yang seharusnya.

Ah, hati. Kenapa begitu sulit untuk menatamu? Bukankah ada begitu banyak peristiwa dan kenangan yang singgah menempatimu? Apa mereka datang dan singgah sejenak saja, sehingga kamu tak mampu melepaskan satu kenangan itu pergi, terbang, bebas melayang?

Hati, jangan pernah jatuh. Apalagi terperosok hingga di kedalaman yang aku tak tau sedalam mana. Aku khawatir tak mampu mengulurkan tangan meraihmu kembali dan tegak berdiri. Jadilah air yang mengalir. Biarkan kenangan itu mengalir melewatimu dan menghilang. Toh, jika suatu saat ia ditakdirkan berada untuk menempatimu kelak, ia akan kembali. Kamu harus meyakininya.

Hati, kamu tau, kamu hanya sedikit lemah hari ini. Setelah ini kamu harus kuat kembali ya? Musuh-musuhmu memang selalu ada. Musuh itu tak akan pernah membuatmu tenang, membiarkanmu bersih. Ada saja cara yang ia buat untuk membuatmu lemah.

Hati, aku tau Sang Maha Pencipta sudah menyiapkan skenario terbaikNya untukku. Maukah kamu menerimaku dan melangkah bersama bebaskan kenangan itu?
Kamu harus camkan ini baik-baik, jika kenangan itu untukmu, kelak ia pasti akan datang dan berwujud. Tapi jika ia bukan untukmu, maka menghilangkannya adalah salah satu cara Sang Maha Penguasa untuk mendekatkanmu pada kenangan lain yang memberimu kebahagiaan sejati.

Siap, hati? :)

Source : http://files.abovetopsecret.com/files/img/vf52815f06.jpg

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sepintas Gender, Menilik Patriarki

pelajaran dari novel "diorama sepasang AlBnna"

Seperti Bunga