Datang dan Pergi*

Hidup ini selalu berpasang-pasangan kan? Tak harus sama, justru lebih sering berbeda.
Ada suka-duka, ada senang-sedih, ada tawa-tangis, ada pria-wanita, ada tua-muda, ada suka-benci, ada hidup-mati, ada masuk-keluar, ada diam-cerewet, ada aktif-pasif, ada bumi-langit, ada surga-neraka, ada ibu-ayah (ayah?), ada kakak-adik, ada yang datang dan pergi daaan, ya! Kamu! Ya, itu kamu! Bukan kamu, itu loh belakang kamu! (Maaf, saya ketularan Mas Dodit yang super kalem SUCI4)

Hmmm...
Sebenarnya tulisan ini tujuan utamanya hanya untuk memecah keheningan postingan bulan April. Saya tau, belakangan saya sedang tidak produktif menulis di blog, tapi saya tetap menulis. Iya, sekarang udah beneran fokus nulis skripsi. Agak mikir juga sih, 2 bulan setelah penelitian saya beres akhir Januari kemarin saya kemana aja sih? (Lah kok nanya? Terus siapa yang jawab?)

Mmm...
Saya mau coba jawab deh pertanyaan di atas, kali aja ada yang penasaran (meski sejujurnya saya yakin kemungkinan ada yang penasaran dan kepoin blog saya, sosmed saya, kecil sekali, apalagi jadi "the istiqomah stalker for Ichi", buang jauh-jauh dah >> jiwa ngartisnya ga nahan buat keluar.hehehe #apalahakuini). Jadi, 2 bulan setelah penelitian, sebenarnya saya di Bogor aja. Tidak berniat kemana-mana, apalagi nyari kerja sambilan jadi pengajar bimbel. Ga! Saya lebih suka ngerjain proyek lain, semisal menulis, nyari bahan, bantuin dosen, bikin konsep movement, nyemangatin orang, denger curhat orang dan akhirnya saya beneran ga prioritasin ngerjain skripsi (pletak!!!). Nah, itu sedikit jawabannya. Lainnya? Ah, udah curhat sama Allah #tsaaah

Sebenarnya saya sempat dilanda perasaan rendah diri. Apalagi kalau ada yang berniat ngelamar, saya merasa belum pantes aja untuk dia #eh, atau sebenarnya hati ini belum terbuka untuk dia atau yang lain, #eh #eh? (lalalala, lupakan!). Oke, serius, saya sempat merasa khawatir untuk lulus. Berpikir apa yang akan saya kerjakan ketika mendapat titel sarjana dengan pengalaman segudang semasa menjadi mahasiswa, membuat saya cukup tertekan, ditambah lagi kemungkinan dilamar dengan frekuensi yang lebih tinggi. Oke, itu sudah cukup membuat ngeri semesta hidup saya.

Benci, ya, ada masa dimana saya begitu membenci laki-laki. Traumakah atau luka yang mendalam 22 tahun yang lalu? Entahlah. Tapi, anehnya, saya selalu bisa nyambung untuk berdiskusi dengan gender yang satu itu. Logika. Ya, saya suka berdiskusi dengan orang yang mengedepankan logika dan rasionalitas, dan terbuka terhadap perbedaan pendapat. Tapi ga semua laki-laki begitu kok. Perempuan juga ada yang bisa berdiskusi dengan logika dan gak show up sisi "feeling"nya..

Lalu? Jujur, udah bingung mau bahas apa lagi. Karena seperti yang sudah saya terangkan di awal, saya cuma pengen bikin postingan bulan April. Judulnya aja tiba-tiba muncul sekelebat dan langsung saya tulis.
Tapi kalau orang yang baca postingan saya ini punya sense of humour sekaligus sense feeling detect, pasti bakal tau kalau sebenarnya pikiran saya lagi ruwet banget. Iya kan? (Iyalah, gue yang bilang barusan!)
Oiya, sama mau bilang sih, ada yang nanya saya, mau dijodohin sama orang Turki (langsung panas dingin. Turkiiiiii...eh, tapi saya tau diri kok, nunggu saya ke turki dulu aja #loh? Jalan-jalan atau studi aja, intinya pengen ngambil banyak hikmah dari sejarah Islam di sana. Ga lebih kok, saya ga serius banget2 buat dapat orang Turki :p)

Gini deh, sebelum saya akhiri tulisan ini. Ada beberapa hal penting yang ingin saya share. Yang pertama, jelas ini tulisan di jam-jam bego, ga konsisten temanya, ga jelas alurnya, gaya penulisannya, juga orangnya. Yang kedua, bahwa, dalam hidup ini, akan ada orang-orang yang datang dan pergi dalam kehidupan kita. Kadang, ada yang menyisakan kenangan yang mendalam. Tapi jangan khawatir, kalau kita ikhlas, membuatnya mengalir dalam hati kita layaknya air, kelak kenangan itu tersimpan bukan untuk diratapi, tapi untuk kita jadikan hikmah dan pelajaran. Kamu tau kenapa? Sebab Allah pasti akan memberi kenangan yang baru lagi, begitu seterusnya. Semenjak kita lahir, masuk SD, SMP, SMA, hingga masuk ke perguruan tinggi, bahkan nanti memasuki dunia pasca kampus. Dulu kamu pernah diremehin? Saya juga. Dulu kamu pernah dicaci? Saya juga. Tapi hidup ini terus berjalan, maka move on itu harus. Seperti kata Ust. Salim A. Fillah, "merelakan segala yang hilang & pergi; berarti membuka pintu bagi yang lebih baik & baru. Dunia ialah aliran ujian; jangan henti memaknainya."

Begitu juga dengan keputusan hidup yang saya ambil. Apapun itu, intinya tugas dan amanah harus diselesaikan. InSyaaAllah seminggu belakangan ini "tugas" ini dan "tugas" itu sudah saya bereskan dan sekarang saya harus bisa menyelesaikan studi saya. Mohon doanya. Sedang berjuang menyelesaikan revisi makalah.. Mudah2an sudah bisa seminar (semoga tak ada penundaan atau pergantian lagi) dalam 5-10 hari ini. Udah dapat euy tanggalnya.

Just wanna say thankyou so much untuk orang-orang yang senantiasa mendukung dan mengingatkan saya. Ah, entah kenapa saya pengen nyebut nama RumbeL dan FIM di sini :D. Terimakasih kepada kalian yang sudah mau saya jadikan tempat berkeluh sedikit. Belakangan kalian yang jadi orang-orang spesial yang selalu remind buat nyelesein skripsi secepatnya selain mamak dan kakak (gue ga kesel kok, serius. Yang lain manaaa???Gue kangen selingkaran yang duluuu ngingetin, gue kangen yang seamanah duluuuu ngingetin...hooosh!!)

Semangat! Untuk harapan yang datang dan pergi, untuk kenangan yang silih berganti, dan untuk mamak-kakak yang menunggu kabar sarjana saya. Dan mungkin untuk seseorang (entah siapa namanya, yang masih dirahasiakan Allah, entah dia yang saya kenal baik atau belum sama sekali) yang sedang memperjuangkan saya dengan senantiasa memperbaiki diri seperti saya yang merasa harus terus diperbaiki. Dan yang jelas, untuk Syurga dan absolutely cinta Allah 'azza wa jalla yang wajib untuk diperjuangkan...
Bismillah... untuk para pejuang yang kadang absurd seperti saya.


*Tulisan ini sudah diposting 25 April yang lalu dan saya perbarui lagi 7 Mei. Yang baru pake bold :D

Regards


Ichi (yang lagi begadang dan masih nyari orang yang nulis tentang kriteria tingkat kerapatan individu per tingkat pertumbuhan. 2 lembar lagi woi!)

The new one >> Ichi (yang lagi perbaiki makalah dan nambah-nambah bahan, dan nyiapin presentasi untuk seminar tanggal 16 Mei 2014 nanti. Mohon doanya)
:D


Komentar

  1. semangat ichi skripsinya,, sing tereh lulus lah di doakeun ku sayah

    BalasHapus
  2. Merelakan segala yg hilang dan pergi berarti membuka pintu bagi yg lebih baik dan baru.
    Hm...
    Noted bgt ini chi.. :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sepintas Gender, Menilik Patriarki

pelajaran dari novel "diorama sepasang AlBnna"

Seperti Bunga