Cinta bersemi pada Timur

Belakangan saya jadi punya kebiasaan menulis catatan di fitur notes hp Redmi 2 saya (yelah, baru sekali di catatan sebelumnya juga. Belum jadi kebiasaan, neng). Yah, Alhamdulillah hati saya dimudahkan dan tergerak untuk menulis saat ini, dalam perjalanan menuju Labuan Bajo, sebelum sampai ke Kupang.

Bima sudah saya tinggalkan sebelum dzuhur tadi. Saya tinggalkan dengan membawa rekaman jepretan pemandangan alamnya yang indah. Sungguh, saya selalu suka melihat kombinasi bukit/gunung, langit, awan dan laut menjadi satu. Pemandangan indah ini memang selalu mudah didapat dengan menaiki kapal laut. Rasanya baku adu fisik untuk berebut tempat dengan porter kemarin terbayar sudah. Dan, hei! Baru saja saya melihat kawanan lumba-lumba tidak jauh dari kapal ini. Suuugoooii! Memang ini yang saya tunggu! Sayangnya, kamera hp ini tidak cukup mampu untuk menangkap foto lumba-lumba tadi. Ah, tetap saja bahagia. Senang bisa melihat kembali lumba-lumba di laut. Kata kakak saya, berarti kita sudah masuk di perairan pulau Alor, lumba-lumba memang banyak di sini.

Pelabuhan Bima. Kapal belum sandar, porternya udah siap di atas.haha


Bima behind the ship


Finally, kapal pun bersandar di pelabuhan Labuan Bajo. Ah, sama seperti Bima tadi. Pendaratan menuju pelabuhan disuguhi dengan pemandangan pulau - pulau kecil yang menawan hati. Saya jadi teringat Raja Ampat! Aih, indahnya Indonesiaku, istimewanya pulau Nusa Tenggara.

Ichi di bagian paling atas kapal, sebelum memasuki Pelabuhan Labuan Bajo


Pulau-pulau di sekitar Labuan Bajo

-----------------------------------------------------------------------------
Dulu, waktu SD bahkan hingga SMA, saya merasa daerah Nusa Tenggara adalah daerah yang biasa, malah cenderung membanding-bandingkan terus dengan Makassar yang cukup hijau. Di Kupang tidak ada mall, hotel-hotelnya tidak sebesar hotel-hotel yang dulu saya lihat di Makassar, panas, gersang, Pokoknya jauh berbeda. Udah gitu, orang-orangnya berkulit coklat gelap, keriting, dan segala macam ciri yang saya rasa sungguh berbeda dengan fisik saya. Belum lagi dialeknya, cara mereka berbahasa, tutur katanya. Saya seringkali merasa tidak betah dan ingin pindah kembali ke Makassar. Apalagi setelah beranjak 2 tahun menempati Kupang, kulit saya yang putih (bahkan sering dibilang mirip barbie) berangsur-angsur menggelap. Timbul perasaan kesal dalam hati dengan cuaca Pulau Timor. (itu sih karena sayanya yang aktif main di bawah sinar matahari) haha..

Memasuki masa-masa menjadi mahasiswa dan mulai aktif dalam kegiatan kemahasiswaan, saya mulai membuka wawasan tentang Indonesia yang begitu beragam hingga pada suatu saat ada bahasan tentang pulau-pulau di timur Indonesia, termasuk NTT. Gencar-gencarnya Indonesia mempromosikan Pulau Komodo sebagai salah satu dari 7 keajaiban dunia, semakin membuka mata saya bahwa ternyata provinsi yang saya diami selama bertahun-tahun (bahkan hingga saat ini rumah saya masih di sana) begitu mempesona dunia dan saya sendiri. Saya tersadar ternyata NTT menyimpan begitu banyak kekhasan, kekayaan dan keragaman budaya maupun sumberdaya. Apalagi semenjak saya berkenalan dengan FIM terutama dekat dengan Bunda Tatty dan Kak Jetsi yang merupakan pecinta budaya, wawasan saya semakin bertambah. Alhamdulillah...

-----------------------------------------------------------------------

Memasuki pelabuhan larantuka, saya sedih melihat sampah laut di sekitar pelabuhan. Ah :( .. Saya menangkap pemandangan yang indah juga di sini... Aiiih...Semuanya indaaah... Ketika meninggalkan pelabuhan ini, kapal pun oleng di perairan laut flores. Kapal pun melewati solor, lamakera, bagian dari Larantuka, namun pulaunya terpisah. FYI, Lamakera ini adalah kampungnya Kak Him (yang akrab disapa Abdur saat ini, komika dari NTT, kakak kelas saya waktu di SMA 1 Kupang).

Gapapa gelap. Selfie sama Pulau Palue

Pulau-pulau sekitar Larantuka. Di bibir pantai

Pulau Palue

Setelah melewati Larantuka, tak banyak lagi pemandangan yang saya lihat karena saya pun lebih banyak terlelap.. haha.. Dan akhirnya saya sampai di Kupang!


Cukup sekian dulu lah. Besok-besok disambung.

Cuma mau liatin foto-foto perjalanan saya aja sih, hehe. Semoga yang baca jadi tertarik mengarungi lautan di sepanjang Nusa Tenggara :)


Wassalam

23.59
29 Februari 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

North Star Journey #1 : WELCOME

pelajaran dari novel "diorama sepasang AlBnna"

Sepintas Gender, Menilik Patriarki