Balada pasca lulus
Hello, welcome real life! (Is your life not real now? *lol)
Well, jika ada kata yang lebih bisa menggambarkan kata syukur, maka kata itu yang seharusnya saya katakan saat ini.
Susi Susanti, S.Hut
What is it? I have new letters behind my real name?
Sejujurnya, setelah saya dinyatakan lulus pasca sidang, saya merasakan kelegaan sekaligus beban yang luar biasa. Kenapa? Siapa sih yang nggak mau lulus kuliah? I've been a student of Silviculture for 4 years after confused for 2 years to enter it. Ada dunia lain di luar kampus yang harus segera saya masuki. Cukup sudah membebani kampus dengan subsidi pada mahasiswa yang lama-lama di kampus. Tapi, di sisi lain ada perasaan ragu untuk memasuki dunia pasca kampus. Pertanyaannya adalah, apakah saya bisa melalui tahap peralihan ini nanti?
Ragu ya? Honestly, I have to say YES. Saya nggak mau bohong kalau saya nggak khawatir dengan kondisi seperti apa yang akan saya jalani nanti.
Loh? Emang nggak disiapin sejak kuliah?
Siapin apa? Mental? Tentunya sudah. Tapi tetap aja, saat menghadapi realita yang ada, perasaan ragu (berasa seperti sedang terombang-ambing di tengah lautan #halah) selalu ada.
Lah, saya kan sering bilang sama orang-orang yang suka curhat, "Ini adalah salah satu fase yang harus kamu lalui. Setiap orang akan menghadapinya. Jalani tanpa ragu. Justru hal-hal seperti ini yang nantinya akan mendewasakan kamu"
Ah, kalau ngomong doang mah emang selalu mudah ya. Sepertinya mudah sekali untuk bisa jadi Mario Teguh saat teman, senior, junior datang dan meminta solusi atas segala permasalahan yang ada. Padahal saya mah nggak expert expert banget. Saya justru masih belajar. Terus? Emang nggak boleh ngasih saran dan solusi yang terlintas di kepala? Boleh lah. Tapi jangan sok menggurui. Bilang aja apa adanya. Toh kamu suka orang yang apa adanya kan, Chi? Yang nggak neko-neko? Yang nggak perlu sorot kamera atau apdetan fesbuk atau twitter biar keliatan "cling"nya? *liat jam di HP, oh iya, udah jam bego sepertinya*
Sekarang saya sedang menyaksikan salah satu olahraga bergengsi di tanah air kita, badminton BWF GPG (Grand Prix Gold) yang diadakan di Taipei. Alhamdulillah, kali ini ganda putra dan putri berhasil memboyong medali emas. Makasih ya, mbak Gressiana/Nitya dan mas Andrea Adistia/Hendra Gunawan. For the first time in forever nggak sih? Saya bangga sekaligus terharu, nampaknya kontingen kita nggak terpengaruh sama isu pemilu di negeri ini. Iya, mereka biar fokus aja menelurkan prestasi untuk negeri. Toh siapapun Presiden yang terpilih nanti, mereka bakal tetap kudu harus mengharumkan bangsa kan?
Terus saya gimana? Rasanya masih sedikit sekali hal-hal baik dan bermanfaat yang sudah saya sumbangkan pada negeri ini. Semasa kuliah dulu sampai sekarang. Rendah diri? Ndak, ndak kok. Tapi saya sadar diri. Saya belum banyak memberi manfaat kayak Septian dengan EdukasiGizinya, kayak Bagus dengan desainnya (Yes! I am Muslim keren banget loh, cek www.yesiammuslim.com yah), kayak Gugi dengan RumbeLnya, kayak Syifa dengan Sanggar juaranya, kayak Sigit dengan Inovasianya (ah, orangtua dan adiknya mesti bangga banget pas wisuda kemarin), kayak Mas Tio yang jadi PM dan menginspirasi anak-anak daerah, kayak Rona dengan Rumah Dongeng yang dicintai anak-anak, kayak Iqbal dengan KAMMInya, kayak...ah, banyak deh. Mereka keren-keren. Terus saya? Ah, saya aja masih banyak hutang sama mamak, sama kakak, sama bangsa dan negara ini, juga sama orang-orang di sekitar saya, yang dengan bantuan mereka saya bisa seperti sekarang. Allah, orang-orang sekeliling saya baik sekali, mmm, nggak, Engkau Yang Maha Baik Ya Allah. Semuanya terwujud atas kehendakMu. Semuanya hanya perantara agar saya bisa lebih mengenalMu, merinduiMu, mencintaiMu...
Ini sudah Ramadhan ke-23. Allah, tilawah-tilawah saya masih belum seberapa dibanding para syahid di Gaza. Hapalan apa lagi! *serius, ini sungguh menyedihkan* Perkenankan hambaMu yang dhoif ini untuk mampu memperbaiki diri, mampu membantu sesama, mampu membahagiakan orangtua, mampu membuat orang-orang nyaman dan tenang dengan keberadaan saya. Allah, entah kapan malam Lailatul QadrMu kan datang. Tapi bolehkah saya berharap untuk merasakannya?
Tinggal 7 hari menuju Syawal. Tapi sampai saat ini saya belum selesai menyusun kembali rencana-rencana hidup saya setahun hingga beberapa tahun ke depan. Tadi sih kata Mas Tio (yang lagi main di basecamp FIM Hore Bogor) orang B itu, Chi "Doing is the best planning" Ngerti ndak? Yah, bisa dibilang let it flow gitu. Tapi saya tetap meyakini perencanaan itu penting, nggak mesti kamu golongan darah apa. Manusia merencanakan, Allah menentukan. Yap! Allah sudah memegang rahasia kehidupan kita. Bakal jadi apa setelah lulus, seperti apa orang-orang yang akan dijumpai dalam 2 hingga 6 bulan ke depan bahkan hingga 1 atau bertahun-tahun ke depan, dan seperti apa jodoh kita nanti. Tapi, ikhtiar pun perlu, karena Allah juga melihat seberapa besar usaha kita untuk meraih takdir kita. Nah, hasil yang terbaik diperoleh dengan ikhtiar yang terbaik kan? Ikhtiar terbaik tentu bisa dilakukan dengan adanya perencanaan yang terbaik pula. Jadi? Ayo, Chi! Rampungkan segera!
Saat ini, hanya butuh ketenangan dan pengingatan. Pengingatan bahwa, dalam kondisi apapun, jangan pernah lupa sama Allah. Allah saja nggak pernah lupa sama hambaNya. Nggak tau diri banget kalau kita lupa sama Allah, lupa bersyukur atas segala nikmatNya, lupa minta pengampunanNya atas segala dosa yang dilakukan, lupa untuk memohon rahmat dan ridhoNya, lupa untuk memohon SurgaNya, lupa untuk memohon dijauhkan dari nerakaNya, lupa untuk memohon cintaNya...
Allah, jadikan hambaMu ini makhluk yang tau diri tapi ndak rendah diri. Selalu ingat bahwa di atas langit masih ada langit, di bawah bumi masih ada lapisan bumi lainnya. Selalu ingat bahwa di belahan bumi, di Gaza, Suriah, Mesir, Pattani, Rohingya, Mindanao, masih ada saudara-saudara kami yang memperlihatkan bahwa kondisi kami masih begitu nyaman untuk terus bersyukur padaMu.
Allah, semoga tulisan ini menjadi pengingat, bahwa saya hanya makhlukMu yang lemah, yang masih sering galau sama kehidupan yang fana ini. Semoga selama di dunia ini saya bisa membahagiakan mamak dan kakak dan orang-orang lain yang saya cintai dan sayangi. Yah, seenggaknya kelulusan dan kerjaan tetap 3 bulan ini mampu mengembangkan senyum untuk mereka dan sedikit tangis yang terurai :') .. Semoga kelak cita-cita mulia di dunia menjadi seorang ibu kelak bisa saya jalankan dengan baik. Semoga menjadi kuat seperti mamak dan bisa meneladani kebaikan-kebaikan bunda Khadijah ra.
Yang tertatih menggapai cintaMu, Ya Rabb
Yang merindukan berjumpa denganMu, ya Rasulullah
Ichi
1.10 am
21/07/2014
Basecamp Hore!
Well, jika ada kata yang lebih bisa menggambarkan kata syukur, maka kata itu yang seharusnya saya katakan saat ini.
Susi Susanti, S.Hut
What is it? I have new letters behind my real name?
Sejujurnya, setelah saya dinyatakan lulus pasca sidang, saya merasakan kelegaan sekaligus beban yang luar biasa. Kenapa? Siapa sih yang nggak mau lulus kuliah? I've been a student of Silviculture for 4 years after confused for 2 years to enter it. Ada dunia lain di luar kampus yang harus segera saya masuki. Cukup sudah membebani kampus dengan subsidi pada mahasiswa yang lama-lama di kampus. Tapi, di sisi lain ada perasaan ragu untuk memasuki dunia pasca kampus. Pertanyaannya adalah, apakah saya bisa melalui tahap peralihan ini nanti?
Ragu ya? Honestly, I have to say YES. Saya nggak mau bohong kalau saya nggak khawatir dengan kondisi seperti apa yang akan saya jalani nanti.
Loh? Emang nggak disiapin sejak kuliah?
Siapin apa? Mental? Tentunya sudah. Tapi tetap aja, saat menghadapi realita yang ada, perasaan ragu (berasa seperti sedang terombang-ambing di tengah lautan #halah) selalu ada.
Lah, saya kan sering bilang sama orang-orang yang suka curhat, "Ini adalah salah satu fase yang harus kamu lalui. Setiap orang akan menghadapinya. Jalani tanpa ragu. Justru hal-hal seperti ini yang nantinya akan mendewasakan kamu"
Ah, kalau ngomong doang mah emang selalu mudah ya. Sepertinya mudah sekali untuk bisa jadi Mario Teguh saat teman, senior, junior datang dan meminta solusi atas segala permasalahan yang ada. Padahal saya mah nggak expert expert banget. Saya justru masih belajar. Terus? Emang nggak boleh ngasih saran dan solusi yang terlintas di kepala? Boleh lah. Tapi jangan sok menggurui. Bilang aja apa adanya. Toh kamu suka orang yang apa adanya kan, Chi? Yang nggak neko-neko? Yang nggak perlu sorot kamera atau apdetan fesbuk atau twitter biar keliatan "cling"nya? *liat jam di HP, oh iya, udah jam bego sepertinya*
Sekarang saya sedang menyaksikan salah satu olahraga bergengsi di tanah air kita, badminton BWF GPG (Grand Prix Gold) yang diadakan di Taipei. Alhamdulillah, kali ini ganda putra dan putri berhasil memboyong medali emas. Makasih ya, mbak Gressiana/Nitya dan mas Andrea Adistia/Hendra Gunawan. For the first time in forever nggak sih? Saya bangga sekaligus terharu, nampaknya kontingen kita nggak terpengaruh sama isu pemilu di negeri ini. Iya, mereka biar fokus aja menelurkan prestasi untuk negeri. Toh siapapun Presiden yang terpilih nanti, mereka bakal tetap kudu harus mengharumkan bangsa kan?
Terus saya gimana? Rasanya masih sedikit sekali hal-hal baik dan bermanfaat yang sudah saya sumbangkan pada negeri ini. Semasa kuliah dulu sampai sekarang. Rendah diri? Ndak, ndak kok. Tapi saya sadar diri. Saya belum banyak memberi manfaat kayak Septian dengan EdukasiGizinya, kayak Bagus dengan desainnya (Yes! I am Muslim keren banget loh, cek www.yesiammuslim.com yah), kayak Gugi dengan RumbeLnya, kayak Syifa dengan Sanggar juaranya, kayak Sigit dengan Inovasianya (ah, orangtua dan adiknya mesti bangga banget pas wisuda kemarin), kayak Mas Tio yang jadi PM dan menginspirasi anak-anak daerah, kayak Rona dengan Rumah Dongeng yang dicintai anak-anak, kayak Iqbal dengan KAMMInya, kayak...ah, banyak deh. Mereka keren-keren. Terus saya? Ah, saya aja masih banyak hutang sama mamak, sama kakak, sama bangsa dan negara ini, juga sama orang-orang di sekitar saya, yang dengan bantuan mereka saya bisa seperti sekarang. Allah, orang-orang sekeliling saya baik sekali, mmm, nggak, Engkau Yang Maha Baik Ya Allah. Semuanya terwujud atas kehendakMu. Semuanya hanya perantara agar saya bisa lebih mengenalMu, merinduiMu, mencintaiMu...
Ini sudah Ramadhan ke-23. Allah, tilawah-tilawah saya masih belum seberapa dibanding para syahid di Gaza. Hapalan apa lagi! *serius, ini sungguh menyedihkan* Perkenankan hambaMu yang dhoif ini untuk mampu memperbaiki diri, mampu membantu sesama, mampu membahagiakan orangtua, mampu membuat orang-orang nyaman dan tenang dengan keberadaan saya. Allah, entah kapan malam Lailatul QadrMu kan datang. Tapi bolehkah saya berharap untuk merasakannya?
Tinggal 7 hari menuju Syawal. Tapi sampai saat ini saya belum selesai menyusun kembali rencana-rencana hidup saya setahun hingga beberapa tahun ke depan. Tadi sih kata Mas Tio (yang lagi main di basecamp FIM Hore Bogor) orang B itu, Chi "Doing is the best planning" Ngerti ndak? Yah, bisa dibilang let it flow gitu. Tapi saya tetap meyakini perencanaan itu penting, nggak mesti kamu golongan darah apa. Manusia merencanakan, Allah menentukan. Yap! Allah sudah memegang rahasia kehidupan kita. Bakal jadi apa setelah lulus, seperti apa orang-orang yang akan dijumpai dalam 2 hingga 6 bulan ke depan bahkan hingga 1 atau bertahun-tahun ke depan, dan seperti apa jodoh kita nanti. Tapi, ikhtiar pun perlu, karena Allah juga melihat seberapa besar usaha kita untuk meraih takdir kita. Nah, hasil yang terbaik diperoleh dengan ikhtiar yang terbaik kan? Ikhtiar terbaik tentu bisa dilakukan dengan adanya perencanaan yang terbaik pula. Jadi? Ayo, Chi! Rampungkan segera!
Saat ini, hanya butuh ketenangan dan pengingatan. Pengingatan bahwa, dalam kondisi apapun, jangan pernah lupa sama Allah. Allah saja nggak pernah lupa sama hambaNya. Nggak tau diri banget kalau kita lupa sama Allah, lupa bersyukur atas segala nikmatNya, lupa minta pengampunanNya atas segala dosa yang dilakukan, lupa untuk memohon rahmat dan ridhoNya, lupa untuk memohon SurgaNya, lupa untuk memohon dijauhkan dari nerakaNya, lupa untuk memohon cintaNya...
Allah, jadikan hambaMu ini makhluk yang tau diri tapi ndak rendah diri. Selalu ingat bahwa di atas langit masih ada langit, di bawah bumi masih ada lapisan bumi lainnya. Selalu ingat bahwa di belahan bumi, di Gaza, Suriah, Mesir, Pattani, Rohingya, Mindanao, masih ada saudara-saudara kami yang memperlihatkan bahwa kondisi kami masih begitu nyaman untuk terus bersyukur padaMu.
Allah, semoga tulisan ini menjadi pengingat, bahwa saya hanya makhlukMu yang lemah, yang masih sering galau sama kehidupan yang fana ini. Semoga selama di dunia ini saya bisa membahagiakan mamak dan kakak dan orang-orang lain yang saya cintai dan sayangi. Yah, seenggaknya kelulusan dan kerjaan tetap 3 bulan ini mampu mengembangkan senyum untuk mereka dan sedikit tangis yang terurai :') .. Semoga kelak cita-cita mulia di dunia menjadi seorang ibu kelak bisa saya jalankan dengan baik. Semoga menjadi kuat seperti mamak dan bisa meneladani kebaikan-kebaikan bunda Khadijah ra.
Yang tertatih menggapai cintaMu, Ya Rabb
Yang merindukan berjumpa denganMu, ya Rasulullah
Ichi
1.10 am
21/07/2014
Basecamp Hore!
Nanti ada masanya dimana banyak pertanyaan sepele bermunculan tapi ga bisa dijawab atau sekadar dishare kan, lalu kondisi "masa bodoh" adalah kondisi yang paling nyaman. Haha Apapula ini, yang penting bisa naro komen ya teh :p
BalasHapusaku selalu keliatan masa bodoh loh, teh. Padahal perhatiannya super banget *ini aku muji diri sendiri ga sih* #plak!!!
HapusAhaha. Galau kalau positif gapapa kok chi. Aku galau mulu. Galau mikirin dosa kayanya ga abis2 diilanginnya. Galau mikirin akhlak yg masih gini gitu aja. Galau sma org2 kontributif, apapun wujudnya meski ga terpublish di media-media dan aku cuma bisa lakuin segini aja. Galaunya banyak yaa. Haha.
BalasHapusYg penting life goes on chi.. Kalo kata butet manurung: saat kamu menemui sesuatu, lihat cermin, kalo matamu berbinar, artinya kebahagiaanmu berada disitu.
Btw, itu selalu kuaplikasiin sekarang. Udah mulai masa bodo sama komentar org lain jadinya. Dan balada pasca lulus sudah berbulan-bulan lalu bgt lewatnya. Hehe..
kata ichigo aku disuruh komen...jadi aku komen...sudah :)
BalasHapus#abisiniditoyorichi
eh, aku baru ngeh loh kalau najmi komen... Allah, aku udah lama banget ndak nulis di blog ini...hahaha
HapusHonestly, bukan lupa sih, tapi tadinya mau ngalihin ke tumblr.. tapi kayaknya tetap ga bisa pisah sama blogspot...wkwkwk...makasih komen (ga penting)nya, naj :p
*Komen di tulisan terbaru of the Blog*
BalasHapusHei Ichigo Fighter, S.Hut., selamat atas kelulusannya ya!
Semoga berkah semua ilmu dan pengalaman masa mahasiswimu