A Gift on November 2011


“Utlubul ‘ilma walau fissin”

China, siapa tak kenal dia? Kata mutiara di atas kerap kali terdengar manakala seseorang memiliki impian besar menempa ilmu di rantauan.

Negeri Panda ini memiliki kenangan khusus bagi saya pada Bulan November 2011 lalu. Alhamdulillah, Allah memberi saya kesempatan mengunjungi negara ini, tepatnya di ibukota Beijing selama seminggu.

Bermula dari keikutsertaan saya di organisasi kehutanan Internasional, IFSA Lc IPB. Saat itu, FAO serta sejumlah organisasi dan lembaga kehutanan Internasional akan mengadakan APFW (Asia-Pacific Forestry Week) yang kedua di Beijing dengan tema "New Challenges New Opportunities". Ternyata IFSA (International Forestry Students’ Association) sebagai satu-satunya organisasi pemuda kehutanan di dunia juga diikutsertakan untuk meramaikan kegiatan ini dan bersama-sama merumuskan langkah-langkah solutif yang akan ditempuh untuk melestarikan hutan dunia. IFSA pusat pun meminta delegasi kepada setiap Local Committee (Lc) termasuk IFSA Lc IPB untuk mengikuti APFW 2011 ini. Saya yang saat itu memang sedang dalam masa-masa on fire mengikuti berbagai aktivitas keilmuan langsung saja mendaftarkan diri. Akhirnya ditetapkan akan ada lima orang yang berangkat menuju Beijing termasuk saya di dalamnya dengan syarat semua akomodasi menjadi tanggungan kami sendiri. IFSA pusat hanya memfasilitasi proposal sponsorship. Kira-kira dua bulan sebelum APFW dilaksanakan, saya dan empat teman lainnya yang menjadi delegasi akhirnya membatalkan keikutsertaan kami karena terkendala biaya. Selain itu, kami juga sedang fokus pada pelaksanaan SEAFYM (South East Asia Forest Youth Meeting) yang sama-sama terkendala biaya.

Rezeki itu memang Allah yang mengatur. Selang beberapa hari setelah kami sepakat membatalkan keikutsertaan, tiba-tiba saja datang berita dari IFSA pusat yang mengabarkan bahwa FAO (Food and Agriculture Organization) membuka sponsor fee $1000 bagi anggota IFSA di semua local committee melalui mekanisme penyeleksian. Awalnya saya ragu apa saya bisa mendapatkan sponsor fee itu dengan bersaing bersama ratusan applicant di puluhan local Committee? Tapi akhirnya tetap saya coba. Why not? Setidaknya saya sudah mencoba daripada tidak sama sekali. Dan, Alhamdulillah berkas saya lolos seleksi dan mendapatkan sponsor fee menuju APFW 2011 Beijing, Cina. What a surprised!

Tibalah waktu untuk mempersiapkan keberangkatan menuju Cina. Ternyata ada saja ujian yang harus dilalui untuk ke sana. Perjuangan paling berat adalah saat akan mengurus visa. Saat itu saya sedang mengikuti pelatihan Forum Indonesia Muda angkatan 11 di Maleber, Cipanas. Saya harus melobi beberapa orang untuk bisa *kabur* dari vila Maleber ke Bogor dalam waktu hanya 6 jam. Alhamdulillah, Allah permudah :)

Hari yang dinantikan pun tiba. Saya berangkat tengah malam dari Bogor diantar oleh teman-teman menuju Bandara Soetta dan take off dini hari. Tiba di bandara Cina (PEK) saya segera menuju loket paspor dan visa lalu keluar. Sebelum keluar, saya sempat ditahan oleh petugas bandara karena membawa barang yang dianggap terlarang. Koper saya pun digeledah, dan ternyata barang terlarang itu, SOSIS SO N*CE! Aaaak!! (ketahuan deh setengah isi koper adalah makanan instan :p). Saya sempat khawatir dan pucat pasi saat itu. Tiba-tiba saja terlintas dalam pikiran saya, bagaimana kalau saya dimasukkan dalam penjara? Bagaimana kalau nanti saya ditahan hingga berbulan-bulan di sini? Bagaimana? Bagaimana? Dan itu hanya karena SOSIS??!! Pikiran saya menjadi begitu tidak karuan juga disebabkan oleh komunikasi yang kurang “klik”. Petugasnya ternyata susah berbahasa Inggris T.T. Alhamdulillah, saya diselamatkan oleh supir dari kedubes Indonesia yang kebetulan saat itu sedang menjemput orang Indonesia juga. Akhirnya urusan diselesaikan oleh beliau dan saya pun ikut serta menuju apartemen kedubes Indonesia yang kebetulan sama-sama menjadi destinasi penginapan saya.

Berada di Beijing pada bulan November ternyata tidak cocok bagi orang yang tidak terbiasa dengan cuaca dingin. Saat itu musim gugur dan suhu harian tidak pernah lebih dari 5oC. Untunglah, jaket yang dipinjamkan sahabat saya, Alfa, sangat membantu untuk menghangatkan tubuh.

Saya belajar banyak selama mengikuti APFW 2011. Tentang bagaimana kondisi kehutanan dunia, apa permasalahan utama yang terjadi, bagaimana solusi yang bisa dilakukan untuk melestarikan kembali hutan-hutan kita dan berbagai materi lainnya yang membuat cakrawala berpikir saya terbuka. Tapi jangan dikira semuanya memiliki pola pikir yang sama. Justru banyak perdebatan yang terjadi selama acara berlangsung.

Selain pembelajaran selama acara APFW, saya juga belajar banyak tentang kebiasaan orang Cina. Ternyata karakter mereka juga tidak terlalu beda jauh dengan kebanyakan orang Indonesia. Salah satu hal yang terlihat jelas yakni saat akan menyeberang. Saat saya ingin menyeberang menuju halte bis, lampu merah tanda dilarang melintas untuk pejalan kaki terlihat jelas, tapi beberapa orang dengan santainya tetap menyeberang. Dan hal ini saya saksikan selama beberapa hari di Beijing. Kata teman saya, kebiasaan orang-orang di negara yang padat penduduk itu biasanya hampir sama, Chi. oalah... Meski begitu, ada hal lain yang membuat saya salut, yakni hampir semua supir bis di Beijing adalah seorang perempuan, pun kondekturnya. Wah, pikir saya sih kalau di Indonesia, ini bisa membantu kalau orang lagi Jumatan :D

Pelajaran dan pengalaman lain yang paling mengesankan untuk saya adalah saat menjelajahi Beijing sendirian hanya berbekal tulisan kanji seorang panitia lokal APFW. Benar-benar mengelilingi Beijing sendirian tanpa ditemani seorang teman. Saat itu saya berpikir, kalau bukan sekarang, saya tidak akan punya kesempatan mengunjungi negeri ini lagi di hari lainnya. Pasalnya, APFW berlangsung selama seminggu, dan tiket pulang yang saya pesan di hari yang bersamaan setelah acara itu selesai. Akhirnya saya nekat kabur sejenak selama jam istirahat. Tadinya saya sudah berencana mengunjungi Tembok Cina, tetapi waktunya tidak mencukupi. Dan, petualangan “ngebolang Beijing” selama setengah hari pun dimulai! :D

Ada beberapa tempat yang saya kunjungi, mulai dari stadion Olimpiade Beijing, pasar-pasarnya (lupa namanya), museum nasional hingga Forbidden City. Tempat terakhir yang saya sebutkan ini yang paling berkesan, karena jaraknya cukup jauh. Saya harus naik taksi dan kereta beberapa kali hingga tersesat beberapa kali pula :D. *cukup nekat untuk seorang pelancong perempuan*

Alhamdulillah, setelah APFW berakhir, saya memiliki banyak relasi dengan mahasiswa dari berbagai universitas di dunia yang hingga sampai saat ini masih berkomunikasi. Kami sempat bertukar kenang-kenangan dari negara masing-masing. Thanks a lot untuk Takashi yang mau memberi kenang-kenangan lebih untuk saya berikan kepada orang yang meminjamkan kamera selama saya di Beijing.

November yang tak terduga. Rezeki tak terduga yang diberi Allah lewat FAO. Pelajaran yang saya dapat selama perjalanan sebelum dan sesudah mengikuti APFW ini adalah, Jangan pernah berhenti berusaha, ikat impianmu erat-erat dalam hati dan pikiran, lalu ikhtiar mendekati Allah. Allah selalu tau apa yang terbaik yang semestinya diberikan kepada hambaNya. Semoga diberi kesempatan lagi untuk mengunjungi negeri sejuta kungfu ini, setidaknya say "Hello" to the Great Wall!!!

Bersama teman-teman dari UnLam



Di tengah guguran daun :')


Bersama panitia dan peserta (yang masih mahasiswa) APFW 2011


What a beautiful flowers! :D

Penginapan selama di Beijing (Apartemen kedubes Indonesia)



Tari-tarian dari Cina. Ternyata beragam juga loh seperti Indonesia


Bersama Mbak Anggun C. Sasmi yang kebetulan mengisi hiburan sekaligus menjadi "FAO Goodwill Ambassador"

Suasana di Plenary Hall


China National Convention Centre, tempat acara berlangsung

Di Ruang Canopy. Ruangannya anak-anak IFSA memamerkan kreasi :)
Di depan Museum Nasional China


Si Bapak itu ga gerak-gerak sama sekali loh setengah jam aku di sana ><


Di depan Stadion Olimpiade Beijing












Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sepintas Gender, Menilik Patriarki

pelajaran dari novel "diorama sepasang AlBnna"

Seperti Bunga