Postingan

North Star Journey #1 : WELCOME

Gambar
I've been in Minnesota for three weeks now since I first arrived on August 25th. How has it been? Well, it's been quite a roller-coaster of emotions. I'm still in the process of adapting to my new surroundings. Before I moved here, I had a lot of concerns swirling around in my head - thoughts about the weather, the people, academic life, food, racism, Islamophobia, and more. Fortunately, I have some wonderful friends here who have helped me tremendously during this transition. I vividly remember my arrival at the airport when Mas Jason, an Indonesian student from Makassar, picked me up and arranged my stay at the Marquette Hotel, a subsidiary of Hilton. It was so fancy that you can probably guess the price! Haha, but Mas Jason managed to get me a great deal through the Agoda app with a significant discount. Long story short, I spent two days there with another LPDP awardee from Maluku before moving to Budhe Tri's house in St. Paul. At Budhe Tri's house, I met Luna a

Light Note : What is Philosophy?

Gambar
Jumat malam ini, saya mulai mengikuti kelas Filsafat Barat yang diampu oleh Ust. Ismail Alam yang tidak ingin dipanggil Ust., tapi dengan kata "Mas" atau namanya langsung saja kalau seumuran 😂. Kelas ini beliau inisiasi atas permintaan seorang temannya yang request diajarkan mengenai Filsafat Barat. Mumpung dibuat waktu khusus, sepertinya beliau merasa lebih sekalian saja lebih banyak audiens, lebih baik lagi, siapa tau banyak yang mau belajar juga. Dan, benar saja, memang banyak yang mau ikut. Termasuk saya yang masih sangat minim pengetahuan mengenai filsafat.  Sebelum pertemuan perdana tadi, Mas Alam mengirimkan link tulisan mengenai apa itu filsafat melalui situs dari Florida University https://philosophy.fsu.edu/undergraduate-study/why-philosophy/What-is-Philosophy agar kami memiliki pemahaman lebih dahulu. So, here is my notes from our 30 minutes lecture this night.  - Apa itu Filsafat? Dari situs di atas, sederhananya filsafat adalah love of wisdom.  Kata Mas Alam, Fi

Sekilas tentang Liberalisme, Sekularisme, Pluralisme, Feminisme

Gambar
*Tulisan ini merupakan rangkuman dari materi yang disampaikan oleh Prof. Hamid Fahmi Zarkasyi          Kekurangan ilmu menjadi salah satu penyebab utama permasalahan umat saat ini, dan untuk menjawab permasalahan yang terjadi, khususnya karena ketiadaan ilmu yang benar pada kaum muslimin tentu bukanlah perkara mudah. Perlu penguraian masalah secara holistik dan komprehensif. Selain permasalahan internal yang terjadi di dalam tubuh kaum muslimin sendiri, permasalahan eksternal pun turut berperan dalam kemunduran umat Islam. Barat yang kini diyakini sebagai kiblat peradaban dunia secara umum adalah salah satu sumber permasalahan eksternal yang ada karena membawa paham-paham seperti sekularisme, pluralisme, dan feminisme (bersumber dari liberalisme) yang kini tengah gencar disebarkan di seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia. Paham-paham ini begitu menghegemoni dan begitu halus menggerogoti pemikiran umat Islam sehingga tanpa sadar banyak yang terbawa dan ikut meyakininya. Barat yang

Rancu

Sebelum beranjak tidur dan lelap hari ini, ada uneg-uneg yang ingin saya tuliskan karena sudah lama saya tahan. Tentang apa? Kerancuan berpikir "aktivis-aktivis sok iye" yang merasa dihakimi lalu menghakimi kemudian tidak mau dihakimi dalam setiap tulisan-tulisan yang mereka unggah di media sosial. Dulu, saya pernah berada di posisi tersebut. Tapi untungnya saya tidak serta-merta melantangkan suara saya, karena masih ada hal-hal mengganjal di dalam hati. Dulu, saya sepakat bahwa "My body is mine", what will happen to me is my own responsibility, so let me do what I wanna do, padahal, giliran sesuatu yang buruk terjadi, pada akhirnya blaming pada (si)apapun di luar diri. Dulu, saya terpukau dengan konsep kebebasan berbicara, kebebasan berpikir, padahal konsep yang saya terima itu adalah impor pemikiran barat.  Alhamdulillah, Allah masih menunjukkan jalan menuju kebaikan-perbaikan diri lewat berbagai orang-orang baik yang saya temui. So, well, jadi seperti apa permasa

'Eid Mubarak 1422 H

Gambar
Well, at first, I felt guilty just to say "Ied Mubarak", while our brothers and sisters in Palestine facing eviction, robbed, bombarded by rockets, catastrophe! But soon, I saw Dr. Rania Awaad's writing on her Instagram about the most beautiful yet painful stories of a family in Gaza who lost all of their belongs and their home was demolished, but the father insisted on buying new Eid clothes and toys for his children... "He said he wanted to teach his children that even if they lost every material thing they owned, they would never lose their faith. That they could never be robbed from Eid. He said to his kids, Allah is always there and He gave us Eid to celebrate so we must celebrate and persevere." Same as what Dr. Rania felt, I had been feeling so unmotivated to carry on with Eid celebrations with all what is happening at al-Quds and in Palestine. Not only in Palestine, but also in Xinjiang, India, Syria, Yemen, Pattani, Afghanistan, and other places includi

Redire ad scripturam

Gambar
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ Ciao! Be back again setelah sekian lama absen menulis di blog   ini. Well, being consistent is not that easy though   😂 Almost 4 years now. There are a lot of changes in my life. Saya bisa bilang ( wel, self-opinion sih.hehe) saya melalui proses bertumbuh dalam pikiran, perasaan maupun perbuatan. There were a lot of regrets in the past, but still many things to be grateful for.  What were my achievements during these 4 years? Actually, if we talk about material things, there were not so many. But  if we talk about new things that have been done, new things that have been and continue to be learned, meeting new people, I can say that I got all of that.   Kill two birds with one stone? Maybe? 😁 (Ngomong apa sih, Chiii?) 😆 Alhamdulillah, all praise to Allah  ﷻ . Salah satu diantaranya ialah   di penghujung tahun 2019 Allah  ﷻ  berikan rezeki untuk mampu menapaki satu anak tangga baru episode kehidupan di dunia akademik. I got LPDP

Lebaran Kali Ini

Gambar
Rasanya baru kemarin mempersiapkan diri menyambut Ramadhan. Kini, Ramadhan udah say goodbye aja. Sedih? Ih, berasa pencitraan sih kalau bilang sedih doang tapi ternyata ga maksimal ibadahnya kemarin. Berasa pencitraan juga kalau bilang kehilangan tapi ternyata akhlak dan adabnya masih aja ga bener. Berasa pencitraan kalau bilang bakal rindu banget tapi ternyata hari ini sampai 11 bulan berikutnya masih weh sama kelakuannya seperti sebelum Ramadhan kemarin. Jleb ya? Santai, ini mah semacam selftalk aja. Objeknya saya sendiri. ======================================================================= Ada yg berbeda dengan Ramadhan kali ini bagi saya. Dimulai dari puasa pertama  di tempat baru karena kebetulan saya menerima project dari Save The Children (SCi) untuk melakukan evaluasi project AusAID NGO Cooperation (ANCP) - Strengthening Education through Awareness and Reading Achievement (SETARA) yg mereka handle 3 tahun belakangan. Alhamdulillaah, cukup excited merasakan shaum per

Cinta bersemi pada Timur

Gambar
Belakangan saya jadi punya kebiasaan menulis catatan di fitur notes hp Redmi 2 saya (yelah, baru sekali di catatan sebelumnya juga. Belum jadi kebiasaan, neng). Yah, Alhamdulillah hati saya dimudahkan dan tergerak untuk menulis saat ini, dalam perjalanan menuju Labuan Bajo, sebelum sampai ke Kupang. Bima sudah saya tinggalkan sebelum dzuhur tadi. Saya tinggalkan dengan membawa rekaman jepretan pemandangan alamnya yang indah. Sungguh, saya selalu suka melihat kombinasi bukit/gunung, langit, awan dan laut menjadi satu. Pemandangan indah ini memang selalu mudah didapat dengan menaiki kapal laut. Rasanya baku adu fisik untuk berebut tempat dengan porter kemarin terbayar sudah. Dan, hei! Baru saja saya melihat kawanan lumba-lumba tidak jauh dari kapal ini. Suuugoooii! Memang ini yang saya tunggu! Sayangnya, kamera hp ini tidak cukup mampu untuk menangkap foto lumba-lumba tadi. Ah, tetap saja bahagia. Senang bisa melihat kembali lumba-lumba di laut. Kata kakak saya, berarti kita sudah masu

Badut Jalanan

Gambar
Apa yang kamu pikirkan ketika melewati badut di perempatan lampu merah di bawah terik matahari? I guess , lebih banyak orang memilih untuk melewatinya begitu saja. Well , bagi saya, badut itu lucu dan menggemaskan, asal wajahnya tidak seperti badut McDonald's, saya memiliki trauma masa kecil dengan badut itu.  Kemarin, ketika melewati perempatan lampu merah ke arah parung dan yasmin bogor, saya melewati badut berwajah mickey mouse. Biasanya, saya hanya melewatinya dengan melemparkan senyuman saya atau dengan tambahan sedikit tawa melihat gerakannya menari. Tapi siang itu, kelucuan badut mickey berbuah iba pada saya. Tiba-tiba saja terlintas dalam pikiran saya bagaimana sulitnya Ia mencari nafkah di siang ini, dengan cuaca yang panas dan kostum yang membuat pengap, sungguh iba melihatnya hanya berkeliling di sekitar perempatan. Ah, apa salahnya memberikan sebagian rejeki pada orang2 seperti ini? Lihat, berapa banyak anak kecil yang menangis di jalan lalu terdiam seketika lalu

Story of #FamGathHore 1: ABC 5 Dasar (selesai)

Gambar
Masih ingat dengan adegan lari-larian mengejar kereta api menuju Sukabumi, gengs? Yap! Kejadian itu kita lupakan saja di postingan saya yang sudah lalu (Lebih tepatnya setahun yang lalu :D). Sekarang kita harus move on  menuju cerita selanjutnya, yang lebih menantang, lebih Hore-hore! :D (Tapi kalau penasaran dan belum baca cerita sebelumnya, bisa klik di sini ) Ini tentang cerita satu tahun yang lalu.... Ketika kereta sedang menikmati perjalanannya, saya sama sekali belum merasakan nikmatnya (kecuali perasaan lega sudah masuk di dalam kereta). Saya kepikiran septian! Gimana sih ini bocah? Udah bayar tiket mahal-mahal malah ga datang -_-". Tapi seketika perasaan saya membaik saat melihat seorang bayi berusia sekitar 10 bulan di seberang saya. Wajahnya imut dan lucu. Saya yang duduk bersebelahan dengan Arin dan Najmi yang duduk di dekat bayi itu serta merta menyapanya, " waaah, adik lucuuu.. siapa namanya?"  dan sederetan sapaan yang biasa dilontarkan kakak-kakak cap